LAPORAN OBSERVASI BUDIDAYA IKAN LELE
I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang.
1.
Kondisi Usaha Budidaya
Ikan Konsumsi Terkini.
Saat ini
pemerintah menerapkan hidup sehat yaitu makanan sehat salah satunya ikan.Ikan
pengganti makanan berdaging karena kandungan ikan lebih baik dari daging yang
lainnya.Sekarang semakin banyak yang usaha ikan konsumsi karena semakin banyak
permintaan konsumen yang mengkonsumsi ikan.Hal itu juga pasokan ikan hasil
tangkapan laut tidak mencukupi kebutuhan masyarakat,maka mereka beralih usaha
budidaya ikan tawar untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.
2.
Prospek Usaha Budidaya
Ikan Konsumsi.
Beternak ikan lele menjadi salah satu
peluang usaha yang cukup menarik untuk dijalankan.
Ikan lele menjadi salah satu jenis ikan yang banyak disukai sehingga
peluang untuk menjalankan usaha ini sangat besar. Ikan
lele ini merupakan ikan yang bisa hidup dalam kepadatan yang tinggi.
Ikan lele ini memiliki tingkat konversi pakan sehingga bisa memiliki bobot pertumbuhan
yang baik. Hal ini membuat budidaya dari ikan lele bisa sangat menguntungkan
jika dilakukan secara intensif. Untuk proses pembesaran
pada ikan lele ini sangat mudah karena bisa dikembang biakan
menggunakan kolam terpal yang memiliki harga lebih murah dan
pembuatannya cukup mudah. Jadi para pelaku usaha
ternak ikan lele ini dapat menggunakan metode yang satu ini untuk menjalankan
usaha pembudidayaan ikan lele.
3.
Nilai
Ekonomi Ikan Konsumsi.
Sebanyak 27 jenis ikan yang dibudidayakan.ikan-ikan
tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diperdagangkan dan
dibudidayakan.bahwa ikan tersebut sudah dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat
luas,serta memiliki tingkat produksi yang tinggi jika dibudidayan secara benar.
B.Tujuan
Dan Manfaat.
1.
Tujuan Studi Lapangan.
Tujuan studi lapangan yaitu untuk
mengungkap fakta-fakta tentang kegiatan observasi dengan cara terjun langsung
ke lapangan.
2.
Manfaat
Studi Lapangan.
1.
Pemahaman siswa terhadap materi dapat
meningkat.
2.
Siswa memiliki peluang untuk
mengembangkan pengetahuan dan potensinya dengan melakukan aktifitas
sehari-hari.
3.
Memperkuat memori.
4.
Memiliki pengalaman individu dapat
mempengaruhi pertumbuhan individu dan peningkatan keterampilan sosial.
II TINJAUAN
PUSTAKA / KAJIAN TEORI
A.Sejarah perkembangan usaha ikan
lele di Indonesia.
Ikan lele
merupakan salah satu ikan yang memiliki daging dengan cita rasa
yang banyak digemari oleh masyarakat. Di tahun 2016 ini, ide untuk membudidayakan
ikan lele untuk menyuplai masyarakat pecinta kelezatan daging
ikan lele ini sudah banyak dilakukan oleh sebagian orang. Selain
untuk menyediakan pasokan daging ikan lele, pembudidaya ikan
lele akan dapat memperoleh keuntungan hasil dari
penjualan ikan lele yang mereka budidaya.
10 tahun yang lalu, tepatnya
ditahun 2006 ada sebuah lembaga yang mencatat statistik mengenai
perkembangan bisnis ikan lele ini. Sejarah perkembangan bisnis ikanlele
setidaknya dapat dimulai dengan melihat keadaan pasar di tahun tersebut. Adalah
“Warta Pasar Ikan” yang mengeluarkan data statistik bahwa ditahun tersebut telah
terdapat 5.000 orang anggota pengusaha warung tenda pecel lele yang tersebar di
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Tak hanya itu, data yang
dikeluarkan lembaga tersebut juga mengenai kebutuhan daging ikan lele yang mencapai
40 ton per hari.Dulu, orang hanya membudidaya ikan lele sebagai pekerjaan
sampingan saja. Ikan lele yang mereka pelihara ditempatkan di kolam
pekarangan rumah agar dapat sebagai hewan yang memakan
sisa-sisa makanan atau limbah rumah tangga saja.
Namun, tidak semua orang yang
melakukan bisnis ini berhasil dalam usahanya.Salah satu penyebabnya adalah
karena kurangnya strategi dalam pemasaran, sehingga tidak
sedikit pembudidaya ikan lele yang rugi waktu itu. Meskipun
banyak yang mengalami kerugian, tetapi perkembangan bisnis ikan lele ini tidak
semakin menurun, justru semakin meningkat. Salah satu lembaga
yang ikut berperan adalah Balai Riset Perikanan Budidaya Ikan
Air Tawar (BRPBAT) yang bertempat di Bogor. Lembaga tersebut telah banyak melakukan
riset mengenai ikan lele yang telah dimulai sejak tahun 1978.
B.Profil ikan lele
1.Karakteristik (Morfologi) dan jenis-jenis ikan lele
a.
Secara umum, ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang bulat
dan
memanjang.
b. Kulitnya licin, berlendir, namun
tidak bersisik.
c. Tubuhnya memiliki warna yang
berbeda untuk setiap jenis lele. Tiap-tiap
lele mempunyai
warna khas yang membalut tubuhnya.
d. Ikan lele memiliki ukuran mulut
yang relative lebar dan hampir
membelah setengah
dari lebar kepalanya.
e.
Memiliki kumis yang terletak di area sekitar mulutnya. Kumis
ini pula
yang menyebabkan
ikan lele sering disebut catfish. Kumis ini memiliki
fungsi sebagai alat
untuk meraba pada saat mencari makan atau
bergerak biasa.
f. Sebagai alat bantu untuk
berenang, ikan lele juga mempunyai 3 buah
sirip tunggal, yaitu
sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
g.
Ikan lele juga mempuyai dua buah sirip yang berpasangan,
yaitu sirip
perut dan sirip
dada.
h. Pada bagian sirip dada terdapat
sirip yang runcing dan keras yang
disebut patil yang digunakan
sebagai senjata.
j. Disamping itu,
patil juga bermanfaat sebagai alat untuk berjalan di darat
tanpa air
dalam rentang waktu yang lama dan dengan jarak
tempuh
yang cukup jauh.
Jenis-jenis ikan lele yaitu:
1. Lele lokal 4.Lele
phyton.
2. Lele dumbo 5.Lele masamo
3. Lele sangkuriang 6.Lele mutiara
2.Habitat
dan kebiasaan hidup ikan lele.
Habitat ikan lele adalah semua perairan air tawar, misalnya
di sungai yang airnya tidak terlalu deras atau di perairan yang
tenang (danau, waduk,rawa-rawa) dan genangan-genangan
air lainnya (kolam dan air comberan).Lele termasuk hewan malam (nokturnal) dan
menyukai tempat-tempat gelap. Aktif bergerak mencari
makan pada malam hari dan memilih berdiam diri atau bersembunyi
di tempat terlindung pada siang hari. Sesekali. Ikan ini muncul di permukaan
untuk menghirup oksigen langsung dari udara. Sehubungan dengan
itu, memancing lele pada malam hari lebih berhasil daripada siang
hari, karena lele aktif mencari makan pada waktu malam.
3.Perkembangbiakan ikan lele
Lele lokal mulai
dewasa umur 6-8 bulan dengan ukuran tubuh 100g, sedangkan lele dumbo pada
umur tersebut bobotnya dapat mencapai 200-300 g. Pada kondisiitu,lele sudah mulaidapat
bertelur. Semakin tua umurnya dan semakin besar ukuran tubuhnya maka jumlah
telur yang dihasilkan juga semakin banyak. Untuk
dijadikan induh sebaiknya dipilih lele yang sudah mencapai berat 0,5
kg atau lebih agar hasilnya banyak dan benih yang dihasilkan
lebih kuat/sehat. Lele berkelamin terpisah, jadi ada istilah lele jantan dan lele
betina. Perbedaan jantan dan betina dapat dilihat pada alat kelaminnya yang
terletak di belakang lubang dubur.
Induk Jantan
- Alat kelamin tampak jelas,
meruncing
- Perut tetap ramping, jika perut
diurut (sambil ditekan pelan-pelan) akan keluar air mani (sperma)
- Tulang kepala lebih mendatar
(pipih) dibandingkan induk betina
- Jika warna dasar badannya hitam
(gelap).
Induk Betina
- Tonjolan alat kelamin membulat
dan kemerahan, lubangnya agak besar sebagai jalan keluarnya
telur
- Tulang kepala agak cembung
- Gerakan lambat
- Warna badannya lebih cerah
4.Kandungan dan manfaat ikan lele.
Terdapat banyak kandungan
protein, sumber energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi,
natrium,vitamin B1 & B2, dan niacin.
Manfaat ikan lele:
1.Sebagai sumber protein.
2.Pembentukan tulang dan gigi.
3.Baik untuk otak dan jantung.
4.Menurunkan tekanan darah.
C.Aneka
olahan ikan lele.
·
Pecel lele
·
Sop Lele
·
Lele Gentong
·
Lele bakar
·
Lele goreng
·
Sate Lele
·
Pangsit Lele
D.Teknik
pembudidayaan ikan lele.
1.Pembenihan.
a.Persiapan sarana dan prasarana.
1) Kolam.
Adapun jenis kolam yang umum
dipergunakan dalam budidaya ikan lele antara lain:
a)Kolam
pemeliharaan induk/kolam pemijahan.
b) Kolam pemeliharaan benih/kolam
pendederan.
c) Kolam
pembesaran
2) Peralatan.
Alat-alat yang biasa
digunakan dalam usaha pembenihan ikan lele diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara
induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala
kecil (gram) dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi
(secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.Sedangkan peralatan lain yang
digunakan untuk memanen/menangkap ikan lele antara lain adalah
:
Ø Warring/scoopnet yang
halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm.
Ø Ayakan penandean
diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan.
Ø Keramba kemplung.
Ø Keramba kupyak.
Ø Fish bus (untuk
mengangkut ikan jarak dekat).
Ø Kekaban (untuk tempat
penempelan telur yang bersifat melekat).
Ø Hapa dari kain tricote (untuk
penetasan telur secara terkontrol) atau
kadang-kadang untuk
penangkapan benih.
Ø Ayakan penyabetan dari
alumunium/bambu.
Ø Oblok/delok (untuk
pengangkut benih).
Ø Sirib (untuk menangkap
benih ukuran 10 cm keatas).
Ø Anco/hanco (untuk
menangkap ikan),
Ø Lambit dari jaring
nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
Ø Scoopnet (untuk
menangkap benih ikan yang berumur satu minggu
keatas),
Ø Seser (gunanya=
scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar),
Ø Jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
3) Persiapan Media.
Yang dimaksud dengan
persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan,
terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media
pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah :
Pengeringan kolam
selama beberapa hari. Lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan
ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/m2.Pemupukan dengan Pupuk Organik Nasa yang
berupa TON + Pupuk makro,yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi.
b.Pemeliharaan
induk.
Hal –hal yang harus dihindari dalam memelihara
induk lele yaitu:
1.
Kanibalisme, yaitu ikan-ikan saling memangsa dimana ikan besar
memangsa ikan yang berukuran kecil, terutama saat kondisi
kekurangan pakan (lapar). Untuk menghindari sifat kanibal
hendaknya pakan diberikan dalam jumlah yang cukup
kepada ikan
lele yang kita pelihara. Disamping itu penyortiran untuk
memisahkan ikan yang besar dan kecil penting dilaksanakan.
2. Rheo
taxis,ikan lele akan berenang dan mengikuti arah atau melawan
arus air. Apabila terdapat air yang masuk atau keluar dari
kolam yang bocor ikal lele akan bisa lolos melalui tempat yang
bocor tersebut. Oleh sebab itu hendaknya jangan sampai terdapat
kebocoran pada kolam pemeliharaan.
3. Ikan lele
dapat loncat setinggi ± 0,5 m, dan melata di atas tanah. Ini
dapat mengakikatkan ikan lele lolos dari wadah pemeliharaan.
Untuk menghindari lolosnya ikan lele sebaiknya
pematang dibuat tinggi atau kolam ditutup dengan
jaring, bisa
juga dipasang pagar yang tinggi terbuat dari bambu.
4. Ikan nocturnal,yaitu aktif
mencari makan pada malam hari. Agar pemberian pakan efektip maka
sebaiknya dilakukan pada malam hari Oleh karena itu
dalam pemeliharaan induk, agar induk dapat hidup sehat dan
dapat selalu siap memijah
sesuai
waktunya, disamping memperhatikan hal-hal tersebut di
atas, juga perlu memperhatikan hal-hal seperti: pemberian pakan,
pengelolaan kualitas dan kuantitas air, dan pengendalian
hama dan penyakit.
c.Pemijahan induk.
Langkah pertama untuk
pemijahan ikan lele adalah dengan memilih induk betina dan jantan
yang sudah matang gonad.Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot
seimbang,tujuannya agar salah satu induk tidak ketakutan terhadap induk lainnya.Keseimbangan
bobot sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemijahan.Sebelum proses pemijahan ikan lele dilakukan, siapkan terlebih dahulu
kolam tempat memijah. Kolam yang ideal untuk pemijahan adalah panjang 2-3
meter,lebar 1-2 meter dan kedalaman 1 meter. Sebaiknya dasar kolam terbuat dari
semen atau fiberglass agar mudah mengawasi telur hasil pembuahan.
Sebelumnya kolam harus dikeringkan dan dijemur, kemudian diisi air sedalam 30-40 cm.
Gunakan air yang berkualitas baik, bersih dan jernih. Pasang kakaban, bisa
dibuat dengan ijuk yang dijepit dengan bambu seukuran area kolam. Gunakan pemberat
agar kakaban tersebut tenggelam tidak mengapung di atas permukaan air.
Kakaban berfungsi agar telur hasil pemijahan tidak berhamburan dan mudah
dipindahkan. Buatlah kakaban sekokoh mungkin agar tidak berantakan oleh
indukan yang aktif. Air untuk pemijahan ikan lele harus kaya oksigen, oleh
karena itu berikan aerasi pada kolam pemijahan. Atau, apabila tersedia sumber air
yang cukup buatkan aliran masuk dan keluar. Atur debit air sebanyak 2-3 liter per
detik.
Waktu yang tepat untuk
memasukan indukan kedalam kolam pemijahan adalah sore hari. Biasanya
ikan lele akan memijah sekitar pukul 23.00 hingga pukul 05.00.Selama proses
pemijahan ikan lele kolam harus ditutup, untuk mencegah induk ikan loncat keluar
kolam. Pada pagi hari, biasanya proses pemijahan sudah selesai.
Telur akan menempel
pada kakaban. Telur yang berhasil dibuahi berwarna
transparan sedangkan
yang gagal berwarna putih susu. Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat
induk dari kolam pemijahan ikan lele. Hal ini untuk menghindari telur disantap
oleh induk ikan, karena setelah memijah induk ikan betina akan merasa lapar.
Selanjutnya telur yang telah dibuahi ditetaskan. Penetasan bisa dilakukan di
kolam pemijahan ataupun ditempat lain seperti akuarium, fiberglass
atau kolam terpal. Selama proses penetasan suplai
oksigen (aerasi) harus dipertahankan dan suhu distabilkan pada kisaran 28-29oC.Telur yang telah dibuahi akan
menetas dalam 24 jam menjadi larva. Setelah itu segera pisahkan telur yang
gagal atau larva yang mati untuk mencegah tumbuhnya jamur. Larva yang
menetas akan bertahan tanpa pemberian makanan tambahan selama 3-4 hari.
Selanjutnya lakukan proses pemesaran larva.
d.Penetasan telur.
Adapun
persiapan penetasan ikan lele sebagai berikut :
1. Siapkan media/tempat
menetaskan (bak/deklit/terpal/kolam) dengan
ukuran minimal 1 meter persegi dengan kondisi bersih dari
kuman.
2. Siapkan ijuk yang digapit,
dengan ukuran panjang kira-kira 75cm, dengan jumlah
menyesuaikan jumlah dan ukuran indukan lele.(jika lele ukuran
kira-kira 2 kg, sebaiknya minimal menggunakan 2 buah gapitan
ijuk, karena telur dari indukan yang lebih besar maka akan
menghasilkan telur yang lebih banyak pula)
3. Pilih indukan yang siap
kawin dengan ciri-ciri alat kelamin pejantan dan
betina berwarna merah kebiruan dan untuk betina
tentunya perut akan kelihatan membesar karena berisi telur-telur.
Langkah
Penetasan :
1. Media tempat penetasan
setelah bersih kemudian diisi air dengan kedalaman/ketinggian
air kira-kira 30 s/d 40 cm.
2. Pasang ijuk yang telah
digapit dengan ditindih batu agar tidak mengambang
3. Masukkan indukan lele
secara perlahan pada sore hari sekitar jam 4 s/d 5
sore dan biarkan sampai pagi hari.
Langkah
Lanjutan :
Setelah
semalaman indukan berbaur pada tempat penetasan, maka akan
terlihat butiran-butiran telur menempel pada ijuk,dan tentunya telur-telur
tersebut sudah dibuahi oleh pejantannya, maka kira-kira jam 7,30
segera angkat dan pindahkan telur yang menempel pada
ijuk tersebut pada bak/deklit/kolam yang berisi air
bersih pada posisi tenggelam dengan ketinggian air kira-kira
20cm, setelah mulai malam berikutnya akan nampak telur lele
bergerak-gerak karena telur mulai menetas.
Selama
kira-kira 2 sampai 3 hari anak lele akan bertahan hidup dengan
memakan sisa-sisa telurnya, dan hari-hari selanjutnya sampai
umur 3 minggu anak lele perlu diberi pakan denol.Denol adalah
sebangsa pelet tetapi sangat lembut, dan denol juga dibagi
dua jenis berupa tepung halus dan denol dengan butiran yang
lebih besar, dapat dibeli ditempat penjualan pakan ternak),
atau bisa diberi pakan cacing sutra Setelah
berumur 3 minggu anak lele boleh mulai diberi pellet yang
paling kecil, namun pemberian pelet hanya sedikit saja karena
sifat lele adalah rakus apapun dimakan dan seberapapun dihabiskan
hal ini akan menjadi masalah bagi anak lele tersebut karena
bisa-bisa perut anak lele menjadi bengkak dan akhirnya mati,
tetapi bisa disiasati dengan cara direndam lebih dulu agar pelet
lunak dan mengembang agar tidak menjadi masalah jika dimakan
anak lele tersebut. Jika menggunakan media sawah, maka
pada usia seminggu anak lele bisa langsung dipindahkan
pada sawah yang telah dipersiapkan dengan telah diberi
pupuk kandang dari ternak puyuh, maka pertumbuhan anak akan
lebih cepat disbanding menggunakan deklit. Setelah
anak lele berusia 25 hari maka sudah bisa dipanen untuk dijual
menjadi bibit lele dengan ukuran 5 s/d 7 cm, atau bahkan lebih
tergantung kecocokan media dan ketersediaan pakannya.
e.pemeliharaan larva dan benih
Hal
yang harus dilakukan dalam pemeliharaan larva yaitu:
·
Penyesuaian Kondisi Suhu
·
Penyediaan Oksigen Terlarut
·
Pencegahan Serangan Penyakit pada
Telur
·
Pengelolaan Kualitas Air Larva
·
Pemberian Pakan Larva
·
Jadwal Pemberian Pakan Larva Lele.
2.Pendederan
Pendederan adalah pemeliharan benih ikan lele
yang berasal dari hasil pembenihan hingga mencapai ukuran tertentu. Benih ikan
yang dipelihara berukuran 1-3cm.benih ini dipelihara selama 2-3 minggu hingga
saat panen berukuran 3-5 cm.Kemudian pendederan dipindahkan ditempat seperti
dijaring,kolam tanah atau kolam tembok selama 30 hari hingga berukuran 8-12cm.
3.Pembesaran.
Adapun teknik pembesaran ikan lele
diantaranya sebagai berikut :
1. Pemilihan benih ikan lele
dalam setiap
budidaya lele tak lepas dari pemilihan benih ikan lele yang akan dibudidaya,
pilihlah benih lele yang cepat tumbuh besar,berkualitas,dan tahan
terhadap serangan penyakit.sebaiknya benih lele yang
dipilih seperti benih lele dumbo dan sangkuriang karena jenis lele tersebut
mampu lebih cepat tumbuh besar dibanding dengan jenis lele yang
lainnya,untuk ukuran benih yang dipilih
sebaiknya pilih
yang sebesar ibu jari.
2. Pemilihan Pakan/pelet,pilih
pelet yang berprotein tinggi agar lele bisa tumbuh dengan cepat.
3. Waktu/jadwal pemberian pakan
Untuk pembesaran
lele dengan cepat sebaiknya pemberian pakan/pelet diberikan sebanyak
3 kali sehari,dalam pemberian pakan ini kitapun juga harus
memperhatikan ukurannya, sebaiknya pemberian pakan
dengan perbandingan 1:1/2:1 yang artinya pada pagi hari 1,siang 1/2,dan sorenya
1.
4. Pemilihan kolam
Untuk pembesaran gunakan kolam
terpal, karena kolam terpal mudah diatur disamping itu penggantian
airnya juga relatif lebih mudah
5. Penggantian air
Dalam waktu 3
bulan masa pembesaran,sebaiknya ganti air sebanyak 1 kali pada 1,5 bulan
setelah penebaran,hal ini bertujuan agar ikan lele tidak mudah
mati.pemberian pakan yang sering juga membuat air cepat
keruh dan menyebabkan banyak ikan yang mati.
6. Menjaga Kesehatan Ikan
Supaya proses pembesaran lele dapat
berjalan dengan baik, gunakan pribiotik untuk menjaga kesehatan
ikan.
4.Pemeliharaan dan penanganan penyakit.
Jenis
Penyakit Ikan Lele
yang Sering Terjadi:
a.Penyakit Jamur Pada Ikan Lele
Cara mengatasi
penyakit jamur ikan lele ini bisa dilakukan
dengan cara yang cukup sederhana, yaitu
cukup dengan menyediakan bahan-bahan berikut ini :
1. Bahan garam dapur (takarannya 1Kg untuk
kolam dg luas 25 m2)
2. Sediakan 5 liter air bersih
3. 1 botol cuka sedang
4. 1 buah tempat untuk mencampur
Cara membuat obatnya yaitu dengan mencampurkan
semua bahan tersebut hingga larut secara merata, jika terlihat sudah
siap obat bisa ditebar pada kolam
ikan lele terpal / organic anda.
Ramuan ini juga bisa digunakan pada ikan tawar yang lainnya.
b.Penyakit Bintik-Bintik Putih Lele
cepatlah lakukan untuk menganti air kolam
dengan air yang terbaru dengan
kualitas yang memenuhi standart
awal,dan jika sudah selesai menguraskan baru
dilakukan pengobatan dengan menebarkan
garam dapur 1 Kg untuk luas 25 m2.
c.Penyakit Cacar Pada Ikan Lele
Cara mengatasi penyakit cacar ikan lele ini
yaitu dengan menumbuk 10 lembar
daun papaya dan garam 1 Kg dilarutkan dalam
air 5 liter (dosisi untuk luas kolam
25 m2), lalu tebarkan secara merata
pada kolam.
d.Penyakit Cacing Pipih
Cara mengobati penyakit pada ikan
yang terkena cacing pipih ini dengan cara
mengganti air dalam jumlah besar lalu menebarkan
garam halus ke kolam. Atau
bisa juga merendam ikan yang sakit dengan
larutan kalium permanganate (PK) konsentrasi 0,01% selama 30 menit.
e.Penyakit Parasit
Cara mengatasi penyakit ikan
ini dengan merendam ikan di larutan formalin konsentrasi
15 – 20 ppm.
5.Pemanenan dan pengemasan.
1. Cara
Panen
Cara panen adalah
proses pengambilan ikan, baik keseluruhan dan sebagian dari kolam
dipindah ketempat lain untuk siap dipasarkan. Cara panen prinsip semua
ikan hampir sama yakni dengan mengeluarkan air dari kolam
ikan dan setelah air berkurang ikan baru ditangkap.
2. Waktu
Panen
Kegiatan pemanenan
sebaik dilakukan ketika suhu tidak tinggi atas
sinar matahari sedang teduh, biasanya itu yang tepat adalah pagi
hari ( 05.00 - 08.00 ) dan sore hari ( 15.00 - 18.00 ).Pelaku usaha
budidaya ikan atau udang dan petani ikan untuk melakukan
panen memilih serta memperkirakan sendiri yang terbaik. Pemanenan
jangan sampai dilakukan saat terik matahari akan
menyebabkan ikan kondisinya melemah atau mati. Ikan yang
kepanasan, metabolisme tubuhnya akan terpacu sehingga kebutuhan
oksigen menjadi tinggi. Bila oksigen yang dibutuhkan ikan
dalam jumlah terbatas akan menyebabkan
strees dan lemah.
3.Umur panen
Umur ikan pada waktu
dipanen tergantung keinginan yang membudidayakan. Biasanya pembudidaya
memanen ikan setelah memperhatikan permintaan pasar. Jenis usaha yang banyak
dilakukan oleh petani atau pelaku usaha kebanyakan adalah pembenihan karena waktu
pemeliharaannya dibanding pembesaran, karena rata2 petani terbentur dengan modal.
Umur ikan pada waktu dipanen tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis Ikan ; Jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tubuh cepat besar tentu umur panennya
juga akan berbeda dengan jenis ikan yang memiliki pertumbuhan relative lama.
2. Ukuran Ikan ; Ikan ukuran benih yang akan dipanen memiliki umur yang lebih
muda daripada ikan ukuran konsumsi.
III.PELAKSANAAN DAN
HASIL KEGIATAN STUDI LAPANGAN.
A.
Waktu pelaksanaan ovbservasi.
Hari Minggu,19/11/2017
B.
Profil usaha pembudidayaan ikan yang diobservasi.
Pemilik:(nama pemilik usaha budidaya ikan)
Alamat:(tempat usaha)
Usaha:(budidaya ikan apa)
Mulai usaha:(awal usaha)
C.
Proses pembudidayaan yang dijalankan.
-Persiapan
sarana dan prasarana.
-Pembenihan.
-Pembesaran.
-Pemeliharaan.
-Pemanenan
dan p.engemasan.
D.
Pembiayaan,analisis BEP dan proyeksi keuntungan.
-Harga benih ikan:2000 × Rp.100 =200.000
-pakan ikan: 30kg × Rp.9000:270.000
-total :470.000
Perkiraan harga jual:100×17.000:Rp.1.700.000
Laba/rugi:Rp.1.700.000 – 470.000:Rp.600.00
E.
Promosi dan pemasaran.
Promosi usaha
ini dengan cara mulut ke mulut dan pemasarannya berupa penjualan langsung.
F.
Net Working (jaringan kerjasama).
Mulut ke mulut
G.
Permasalahan usaha budidaya yang dihadapi.
1. Kendala permodalan.
2. Bibit ikan
3. Biaya produksi
v.PENUTUP.
A.
Kesimpulan.
Demikian laporan yang saya buat semoga
ilmu ini bermanfaat bagi kita semua dan usaha lele di indonesia semakin
maju.Segala perkataan yang kurang berkenan saya minta maaf.
B.
Saran.
Dalam usaha lele
pasti ada kendalanya yang pasti tekun,semangat,dan rajin dalam usaha budidaya
lele ini.
Comments
Post a Comment